Mainan balok menjadi salah satu mainan paling digemari Rafif dan Aisyah. Dengan balok mereka bisa menciptakan aneka jenis mainan atau barang yang berbeda setiap harinya sehingga tidak ada istilah bosan untuk bermain balok. Awalnya ketika Rafif masih usia 3 tahun saya membeli balok yang ukurannya besar. Balok ukuran besar dipilih karena lebih mudah membuatnya dan juga untuk menghindari kemungkinan balok tertelan. Balok-balok ukuran yang lebih besar lagi ternyata bisa dibuat sendiri dari kardus bekas tisu atau sereal yang diisi dengan gumpalan kertas. Insya Allah saya akan mencoba membuat membuat balok buatan sendiri untuk Afkar. Seiring dengan bertambah umur anak-anak maka balok yang saya beli ukurannya pun menjadi lebih kecil.
Balok juga membantu saya mengajarkan konsep matematika untuk anak-anak. Balok membantu Rafif secara visual untuk melihat pola dari susunan balok yang beraneka warna. Balok juga bisa digunakan untuk membuat diagram berdasarkan warna tertentu. Aisyah yang kinestetik juga dapat membongkar pasang balok-balok tersebut untuk belajar berhitung atau mengelompokkan balok berdasarkan bentuk atau warna.

2 komentar:
haloo sis, putriku berumur 4,5. moodnya selalu berubah2 dulu dia suka mnyusun balok sendiri tapi sekarang dia ndak mau maen kalo ndak disusunkan sm mamany, dan juga kalo maen komputer, dulu dia suka maen game, tapi skrg dia nyuruh mamanya yang maen game, dia cuma mau liat aja, cara mengatasi anak yang seperti ini gmn y sis, aq kadang jadi gregetan banget, kapan dia mau belajar sendiri. thx y sebelumny^^
Maaf mba, baru di balas. Ga sempet ngeblog, karena sibuk bgt ngurus anak.
Anak saya sepertinya dulu juga gitu mba (atau apa semua anak gitu ya ? ) dulu anak saya males melakukan sesuatu sendiri, sepertinya dia ga percaya diri. Sampai akhirnya aku sadar, jika melakukan sesuatu itu saya suka "ngajar" misalkan: ..." gini lho Fif, cara buat rumah, harus gini, gitu, dsb-nya. Padahal untuk level umur mereka, hal seperti itu too good to be true, dan susah banget. Jadi akhirnya saya biarin aja main sendiri, saya stop untuk "sok tahu". Hasilnya pada anak saya luar biasa.. beda banget.. kreasinya di luar dugaan saya.. jauh dari yang pernah saya bayangkan.. dan mereka jadi lebih percaya diri.
Menurut buku John Holt, "how children learn" yang pernah saya baca, .."jika anda memberikan mainan edukasi, jangan langsung memberi tahu harus begini dan begitu, tapi biarkan anak familiar dan nyaman dengan mainannya". Ibaratnya, beri mereka alatnya, simpan buku petunjuk cara bermainnya.
Posting Komentar