Senin, 06 Juli 2009

Tahapan Anak Usia Dini Belajar Matematika


Ini gaya Rafif mengerjakan worksheet penjumlahan. Sebelum ini dia sudah mengerti konsep penjumlahan hanya saja tidak pernah mengerjakannya dalam bentuk lembar kerja. Untuk menjumlahkan sesuatu Rafif masih harus melihat gambar atau menggunakan benda nyata untuk menghitung. Dia belum dapat menjawab jika pertanyaannya simbolik seperti 2 + 3. Untuk membantu Rafif belajar menghitung dengan menggunakan gambar saya menggunakan website Adding Bricks.

Tahap anak belajar berhitung memang ada 3 tahap. Dan mereka harus melewati ketiga tahap tersebut satu demi satu.


Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Manipulative Mode
Tahap pertama adalah anak belajar menghitung secara dengan menggunakan manupulatif atau objek nyata yang dapat mereka pegang dan sentuh. Jadi untuk memudahkan anak belajar matematika kelak sediakan berbagai kesempatan bagi anak untuk menghitung benda-benda nyata sedari usia dini setidaknya umur 3 tahun. Benda-benda tersebut bisa berbentuk apa saja, permen, balok, sendok ataupun mainan mobil-mobilan. Sebelum mereka masuk ketahapan berikutnya anak-anak harus menguasai tahap berhitung dengan benda-benda manipulative.

Setelah anak menguasai menghitung dengan benda-benda nyata, anak mulai dapat menghitung gambar dari benda tersebut misalkan saja seperti yang banyak terdapat di berbagai lembar kerja ada 3 buah gambar payung lalu disebelah kanannya ada 2 buah lagi gambar payung. Lalu anak akan menjumlahkan kedua gambar tersebut sehingga menghasilkan jawaban 5 buah payung. Tapi jika anak tidak melewati tahap pertama atau tidak menguasai menghitung dengan benda-benda nyata maka bisa saja dia salah menjawab karena dia ada gambar yang tidak dia hitung atau bahkan dia hitung dua kali.

2. Mental Image Mode
Kemudian anak tidak perlu lagi melihat atau menyentuh benda-benda yang ingin dihitung. Untuk menjawab soal matematika dia hanya perlu membayangkan benda-benda tersebut di dalam kepalanya. Misalkan saja pada soal cerita ibu membeli 10 buah mangga kemudian memberi 6 buah mangga kepada adik. Berapa mangga yang masih dimiliki ibu. Anak tidak perlu lagi menghitung ataupun melihat buah mangganya. Anak hanya perlu membayangkan mangga tersebut di kepalanya untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut.

3. Abstract Mode

Tahap terakhir anak sudah dapat menyelesaikan soal-soal matematika tanpa perlu membayangkan sama sekali benda-benda yang akan dihitung. Ketika disebutkan angka 5 anak secara otomatis sudah tahu berapa itu angka 5. dengan hanya melihat simbol angka seperti 4 + 5 saja anak sudah tahu jawabannya secara otomatis.
Ketika sudah sampai pada tahap ketiga anak bisa saja kembali menghitung dengan dua tahap sebelumnnya. Tapi jika dia belum menguasai tahap 1 dan 2 maka anak akan kesulitan mengerjakan soal-soal matematika berbentuk simbol seperti pada tahap ketiga ini. Jadi jika ada anak yang kesulitan mengerjakan soal-soal matematika berbentuk simbol seperti sebagian besar soal-soal di lembar kerja sebaiknya anak diajak lagi menghitung dengan menggunakan manipulatif atau gambar dari benda-benda yang dihitung karena mungkin 2 tahap sebelumnya belum dilalui dengan baik.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

terimakasih tapi akan lebih baik lagi jika dilengkapi dengan teori dari seorang pakarnya.

Summer Holiday

Libur telah tiba... Libur telah tiba... Hatiku gembira.... Siapa yang ga gembira kalau lagi liburan, apalagi kalau liburnya selama 11 min...