Kamis, 09 Desember 2010

Laboratorium Teras

Belajar dimana saja bukan sekedar jargon bagi keluarga homeschooling seperti kami. Semua ruang bisa dijadikan kelas, termasuk teras rumah. Bahkan teras rumah bisa menjadi ruang laboratorium untuk kami. Dengan berbekal mikroskop kecil (micro lupe) kepunyaan Abi hasil dari traningnya di Jerman kami mengamati perbedaan struktur gula dengan garam. Saya memilih untuk duduk diteras agar bisa mendapatkan cahaya yang maksimal. Garam dan gulanya saya letakkan diatas kertas origami warna hitam agar lebih jelas terlihat. Disini kami sama-sama belajar karena waktu saya besekolah di sekolah dasar saya tidak punya kesempatan seperti ini :)



Posted by Picasa

Main Engklek

Tidak bersekolah bukan berarti Rafif & Aisyah tidak kenal permainan tradisional. Mereka mengenal berbagai permainan tradisional dari teman-teman didekat rumah. Terkadang saya khusus mengenalkan permainan masa kecil saya dulu kepada anak-anak agar mereka punya banyak referensi permainan. Ini salah satu cara saya agar mereka punya banyak kegiatan sehingga mengurangi jam untuk menonton televisi.

Salah satu permainan yang mereka kenal adalah engklek. Dengan engklek, mereka melatih motorik kasar, melibatkan meloncat dengan satu kaki tanpa mengenai garis. Selain itu, mereka juga berlatih melempar "gacok" agar tepat sasaran. Sayang karena lahan terbatas, mereka hanya bisa memainkannya di garasi mobil, tidak seperti zaman saya dulu :(. Ketika membuat gambar engleknya Anak-anak juga belajar menggambar aneka bentuk dengan bermain engklek, seperti persegi panjang, trapesium, lingkaran dan segi empat. Bahkan kita dapat mengajarkan abjad sambil bermain engklek dengan cara menuliskan abjad pada tiap bentuk. Setiap anak loncat diatas abjad tersebut kita bisa mengajak anak untuk menyebutkan nama abjad tersebut.

Kamis, 02 Desember 2010

Second Life

Second Life bisa dikatakan adalah sebuah dunia virtual yaknya game online. Hanya saja di SL kita tidak hanya bermain game tapi bisa bertemu dengan berbagai orang dengan berbagai latar belakang yang diwakili dengan Avatar. Diantara avatar-avatar tersebut ada yang berprofesi sebagai profesor dari berbagai bidang ilmu. Jika didunia nyata rasanya mustahil bisa bertemu dengan ahli geologi dari univeritas di Amerika tapi di Sl ini bisa saja terjadi. Dan tidak hanya sekedar bertemu tapi juga bisa berkomunikasi dengan para ahli tersebut. Bahkan diantara mereka ada yang membuka kelas-kelas yang bisa kita datangi. Di SL kita juga bisa menjelajah ke berbagai museum atau berbagai negara secara virtual sehingga kita bisa mendapatkan gambaran 3 dimensi yang sesuai dengan aslinya. Hal ini yang mendasari saya untuk mendaftar SL. Dengan SL saya merasa bahwa ilmu bisa didapatkan dari berbagai negara dan orang dengan hanya duduk didepan laptop saja. Untuk Keluarga Homeschooling seperti saya ini merupakan hal yang luar biasa. Ketika sudah masuk kedalam SL saya mengetahui ternyata kita tidak hanya bisa melihat bahkan kita bisa menciptakan berbagai benda 3 Dimensi dengan berbagai tutorial yang disediakan gratis oleh berbagai lembaga.


Sebenarnya saya sudah mendaftar SL sejak dari 3 bulan yang lalu. Tapi sambungan internet yang lambat membuat saya kesulitan dalam menjalankan aplikasi SL. Baru 4 hari ini saya bisa mulai akses Sl dengan relatif lancar menggunakan koneksi internet unlimited harian yang disediakan oleh Telkomsel. Sebelum mulai masuk ke SL saya membaca berbagai blog yang ditulis para Homeschooler mengenai SL. Berikut daftar blog yang bisa di intip untuk mengetahuo lebih lanjut mengenai SL:
- Blognya Lala Rembrandt
- Blognya Ines Ogura
- Blognya Marcel Moswood

Jika anda baru mulai masuk SL dan dilanda kebinggungan seperti yang saat ini saya alami :) saran saya datang ke New Citizens Incorporated. Disana akan banyak penjelasan awal mengenai SL. Selain itu juga bisa bertanya dengan para Avatar yang sedang bertugas atau datang ke pertemuan SLED Indonesia yang diadakan setiap Jumat malam pukul 9.00 WIB. Sedangkan jika anda langsung tertarik untuk membuat benda-benda 3 dimensi seperti DI SL silahkan datang ke Happy Hippo Building School yang menyediakan tutorial gratis untuk building 3D.

Monopoli

Anak-anak lebih senang belajar matematika melalui permainan dibandingkan dengan mengerjakan worksheet atau lembar kerja. Monopoli bisa jadi salah satu cara yang menyenangkan untuk belajar matematika. Ketika anak dalam keadaan senang pelajaran akan lebih mudah dicerna.  Monopoli mainan murah dengan banyak manfaat. Hanya dengan harga Rp. 7.500 kita bisa mendapatkan 1 set permainan monopoli yang terdiri dari papan permainan, uang, dadu, bidak, rumah, dan sejumlah kartu.

Untuk memainkannya diperlukan 2 buah dadu sehingga anak bisa belajar menjumlahkan 2 buah dadu senilai 1 - 6. Setelah itu anak harus menjalankan bidak sesuai dengan jumlah dadu pada papan permainan. Anak bisa belajar hubungan 1 - 1 yaitu aturan bahwa semua benda hanya boleh dihitung satu kali. Jadi untuk tiap dadu berlaku hanya untuk tiap petak tanah yang dilambangkan dengan nama negara. Setiap berhenti pada petak tanah mereka bisa membeli tanah atau harus membayar sewanya. Disini anak  kembali belajar matematika untuk menentukan berapa uang yang harus dibayar dan menentukan berapa jumlah uang kembali jika yang dibayarkan nilainya lebih besar. Anak bisa belajar 1 lembar 10.000 bisa ditukar dengan 10 lembar uang senilai 1000 dan sebagainya. Selain itu anak juga belajar mengestimasi untuk menentukan apakah dia lebih baik membeli tanah baru atau mendirikan rumah di tanah yang sudah tersedia agar tidak mengalami kesulitan likuiditas.


Satu permainan monopoli saya yakin mencakup beberapa topik pelajaran matematika untuk anak usia dasar dan saya yakin mereka akan belajar dengan senang hati tanpa harus dipaksa atau dibujuk. Bahkan untuk anak-anak usia TK juga bisa memainkannya dengan bantuan teman yang lebih besar ketika akan membayar sejumlah uang. Anak dengan usia lebih kecil menikmati proses mengocok dadu dan menjalankan bidak. Bahkan mereka bisa juga belajar abjad karena pada monopoli negara-negara yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok misalkan kelompok A terdiri dari Indonesia dan Malaysia, Kelompok B terdiri dari Singapore dan Hongkong dan seterusnya. Anak-anak juga akan timbul rasa percaya dirinya karena mereka bisa membeli tanah di sejumlah negara serta membangun rumah atau hotel diatasnya.

Minggu, 11 Juli 2010

Jelly


Ada banyak sekali  kegiatan kreatif sekaligus mencerdaskan untuk anak usia dini salah satunya memasak Jelly. Dari kegiatan sederhana ini ada begitu banyak manfaat yang bisa dipetik. Masak jelly sangat mudah dilakukan sehingga bisa anak bisa terlibat banyak. Dari mulai membaca cara membuatnya atau sekedar melihat huruf di dibungkusan jelly, menggunting bungkus, mengukur serta menuang air dan gula, mengaduk, sampai akhirnya menuangkan jelly ke dalam cetakan.

Anak menjadi percaya diri karena diberikan kepercayaan untuk melakukan banyak hal. Untuk menambah kegiatan supaya lebih seru dan menyenangkan bisa dengan memasukkan nata de coco disetiap cetakan jelly. Anak pra sekolah bisa belajar hubungan 1-1 yaitu setiap benda hanya dihitung 1 kali dengan memasukkan 1 potong nata de coco dalam setiap cetakan. Untuk anak yang lebih besar bisa belajar menghitung loncat 2 atau 3 dengan memasukkan 2 - 3 nata de coco di setiap mangkuk cetakan. Sambil menunggu jelly mengeras anak bisa diajak bercerita atau menuliskan proses pembuatan jelly. Akhirnya lesson plan hari itu ditutup dengan makan jelly. Bahkan Rafif masih sempat membuat grafik dengan cara menumpuk jellynya berdasarkan bentuk.


Posted by Picasa

Sabtu, 26 Juni 2010

Mobil Kardus 2


Sewaktu masih di Jakarta setiap berbelanja di supermarket saya lebih memilih mambawa pulang barang dengan kardus dibandingkan dengan plastik. Selain ramah laingkungan kardusnya juga bisa digunakan untuk bermain Rafif dan Aisyah. Salah satunya seperti yang tampak pada foto diatas. Mobil-mobilan kardus lengkap dengan lampunya yang terbuat dari gelas plastik besar. Selain itu mobil-mobilan ini juga dilengkapi dengan tali plastik sehingga tidak selalu harus dipegang jika ingin menjalankannya.



Posted by Picasa

Bermain dengan Lem dan Glitter

 

Bermodalkan sebotol lem Glue School dan glitter Rafif dan Aisyah bisa membuat gambar-gambar menarik karton. Salah satunya adalah flash card angka timbul yang gambarnya bisa diraba oleh Aisyah.

Caranya mudah sekali. Pertama buat desainnya dari lem yang botolnya mempunyai ujung yang lancip. Disini saya menggunakan lem glue school dari Bic. Untuk Rafif, dia sudah bisa membuat sendiri desainnya, sedangkan Aisyah masih harus dibantu untuk menggambarnya.

Kedua, ini bagian paling favorit untuk Aisyah yaitu menaburkan butiran-butiran gliter keatas desain lem  tadi. Jangan lupa disekeliling gambar dialasi kertas yang gunanya untuk menampung glitter yang tidak tertempel. Kegiatan ini juga sangat bagus untuk Aisyah karena ketika dia menjumput glitter untuk ditaburkan atas lem berarti dia sedang melatih motorik halusnya. Awalnya desain lemnya tidak terlihat karena tertutup semua dengan glitter.

Ketiga, biarkan lemnya mengering lalu miringkan karton dan ketuk-ketukkan keatas kertas agar glitter yang tidak kena lem bisa dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi dan ....voila jadilah gambar menarik dari glitter yang bisa dijadikan kartu, cover buku, hiasan ataupun flash card.

Jumat, 25 Juni 2010

36 Dongeng Pilihan Kak Andi


Buku 36 Dogeng Pilihan Kak Andi ini berisi 36 cerita pendek dengan para tokoh utamanya adalah para binatang. Binatang-binatang ini memiliki nama yang unik sesuai dengan jenis binatangnya misalnya Kuci Kucing, Peny Penyu dan Kolin Kelinci. Setiap cerita yang ada dibuku ini   mengajarkan sebuah positif untuk anak misalkan berani membela yang benar, kerja sama, disiplin ataupun mengambarkan akibat buruk yang ditimbulkan karena perbuatan jelek. Misalkan pada salah satu cerita ada kelinci yang tidak sabar ingin menerobos antrian untuk mendapatkan es krim dengan cara melompati hewan-hewan didepannya. Beberapa hewan berhasil dilompati tetapi ketika ingin melompati rusa kakinya tersandung tanduk rusa dan akhirnya kelinci tersebut jatuh menimpa meja es krim. Batal deh makan es krimnya.

Buku ini ditulis dan digambar oleh Kak Andi Yudha yang memang pakarnya mendongeng sambil menggambar. Saya pernah melihat sendiri betapa jagonya Kak Andi mendogeng sambil menggambar pada waktu peluncuran buku tips mendongengnya Kak Andi di toko buku MP Book Point. Gambar-gambar dibuku ini pun sangat menarik dan sesuai dengan tema. Bahasa dalam buku ini pun sangat sederhana sesuai sehingga dengan cepat dapat dipahami anak. Saya sudah selesai memembacakan seluruh cerita dalam buku setebal 156 halaman ini, tapi sekarang anak-anak kembali meminta saya mengulangi membacanya. Saat ini saya bergantian membacanya dengan Rafif karena Rafif menolak untuk membacanya sendiri. Terlalu banyak tulisan alasannya. Setelah Rafif membaca 1 halaman lalu giliran saya yang membacanya. Pendengar setianya Aisyah ditambah Afkar yang sekali-sekali ikut nimbrung :)

Setelah membaca beberapa cerita saya kemudian mengajak anak-anak untuk membaca ensiklopedi untuk mengetahui lebih detil mengenai karakteristik binatang yang ada dalam cerita. Di dalam Ensiklopedia terbitan Time Life anak-anak jadi bisa melihat foto binatang-bintang tersebut serta beberapa fakta penting mengenai binatang tersebut.

Pengetahuan mengenai fakta tersebut kami pergunakan ketika bermain pura-pura. Misalkan saja hiu akan mati jika berhenti bergerak, maka anak yang berperan jadi hiu harus terus bergerak. Jika dia diam maka dia kemudian pura-pura mati. Jika Rafif dan Aisyah sedang jadi penyu yang  sedang dikejar "ikan hiu umi dan dek Afkar" maka mereka cepat-cepat masuk kedalam selimut setiap saya dan Afkar mendekat. Karena dari buku yang mereka baca penyu akan memasukkan kepala dan tungkainya kedalam cangkang setiap akan diganggu hewan lain. Dengan cara bermain peran inilah anak-anak bisa  lebih menerima fakta-fakta daripada hanya sekedar dibacakan saja.


Rabu, 23 Juni 2010

Bikin Roti

 


Satu lagi foto lama yang belum di upload kedalam blog ini. Foto yang dibuat tangal 26 November 2008 ini adalah foto roti hasil belajar Rafif dan Aisyah dengan Bu Dyah. Bu Dyah adalah teman saya sesama anggota komunitas Berkemas. Beliau mempunyai usaha roti dirumahnya. Walaupun Fahmi anak Bu Dyah yang HS sudah SMA ( Sekarang sudah lulus SMA dan sedang mengajukan permohonan beasiswa ke Jepang ) tapi Bu Dyah dengan senang hati memenuhi permintaan saya untuk melihat proses pembuatan roti dirumah beliau. Waktu itu Rafif kagum sekali melihat oven Bu Dyah yang sangat besar. Sayang saya lupa bawa kamera jadi tidak bisa mendokumentasi pada saat proses pembuatannya. Roti yang ada difoto ini adalah roti buat Abi yang dibawa pulang, jadi dirumah baru bisa difoto rotinya :)

Kemaren Bu Yayah juga cerita anak-anak Berkemas baru saja mengadakan kegiatan Cooking Class bersama Bu Dyah. Temanya Pizza Party. Sayang kami tidak bisa ikutan. Nanti kalau ke Jakarta sepertinya harus minta kelas tambahan dengan Bu Dyah :)
Posted by Picasa

Denah Rumah Rafif


Malam ini saya melihat foto-foto lama di laptop dan menemukan foto ini. Sedikit kaget karena saya tidak ingat bahwa denah rumah idaman Rafif sempat didokumentasikan. Dua jempol buat kesigapan Abi mendokumentasikan hasil karya anaknya. Saya biasanya suka lupa mendokumentasikan kegiatan atau hasil karya anak-anak apalagi kalo aktivitasnya membuat tangan kotor. Rasanya malas sekali untuk membersihkan tangan lalu kemudian mangambil foto anak-anak. Padahal dokumentasi yang baik sangat membantu dalam pembuatan portofolio. Tidak selamanya hasil karya anak bisa disimpan. Apalagi jika harus pindah seperti kami. Banyak hasil karya anak yang dengan berat hati saya buang karena tidak memungkinkan untuk dibawa. Melihat foto ini membuat saya berjanji pada diri sendiri untuk lebih rajin membuat dokumentasi kegiatan dan hasil karya anak. Melalui foto saya bisa tetap menyimpan hasil karya anak-anak dengan lebih mudah dan praktis. Foto-foto juga akan menjadi kenangan akan masa kecil yang indah untuk anak-anak ketika mereka dewasa kelak.

Saya lupa kapan denah ini dibuat (satu lagi catatan buat saya agar mengajarkan anak untuk menulis tanggal disetiap hasil karyanya). Denah ini adalah rumah impian Rafif. Dalam rumah tersebut ada kamar tidur utama, ruang tidur anak, ruang bayi ( kebetulan Rafif baru punya adek bayi lagi), dapur ( yang lebih besar dari kamar tidur), kolam renang ( berupa kotak-kotak kecil yang diumpamakan sebagai keramik kolam renang ), ruang pesta yang besar sekali dan garasi yang lebih besar dari ruang pesta ( mungkin kalau sudah besar Rafif mengira dia juga akan punya mobil sebanyak mobil mainannya sekarang ).

Rafif terinspirasi membuat denah rumah karena melihat tantenya yang arsitek sedang bekerja membuat denah rumah. Dari tantenya juga Rafif belajar program Auto Cad. Dalam HS guru bisa siapa saja.



Posted by Picasa

Selasa, 22 Juni 2010

Sekilas Info dari Bu Yayah

Kemarin malam saya sempat telpon-telponan dengan Bu Yayah Komariah Ketua Komunitas Homeschooling Berkemas. Sudah lama juga tidak ngobrol Bu Yayah. Dulu sewaktu saya masih di Jakarta rasanya hampir setiap hari kami berkomunikasi. Bu Yayah itu punya banyak sekali ide-ide menarik untuk homeschooling. Berbicara dengan Bu Yayah selalu membuat semangat saya untuk terus homeschooling berkobar-kobar.

Kemarin Bu Yayah cerita kalo Abang Bilal anak Bu yayah yang paling tua sudah lulus SMP. Jadi di usianya yang baru 14 tahun Bilal sudah SMA. Hasan dan Husen anak kembar Bu Yayah juga sudah tamat SD walaupun usinya baru 11 tahun. Bu Yayah selalu mengikutsertakan anak-anak beliau ujian kesetaraan ketika duduk di kelas 5. Dan Alhamdulllah sudah 4 anak bu Yayah yang lulus SD 5 tahun. Hanya tinggal si bungsu Syafiq yang belum menamatkan pendidikan SD. Jadi anak-anak Homeschooling juga bisa juga lulus SD 5 tahun seperti layaknya ikut kelas Akselerasi.

Bu Yayah juga cerita ada salah satu anak homeschooling yang sedang berada di Syria akan mengikuti ujian paket C secara online. Wah saya senang sekali mendengar bahwa ternyata ujian paket sekarang sudah bisa dilaksanakan secara online. Jadi apabila kami masih tinggal di Arab Saudi ketika waktunya untuk ujian persamaan anak-anak tidak harus pulang ke Indonesia tapi bisa mengerjakannya secara online.

Info lain dari Bu Yayah adalah sekitar tanggal 3 Juli Berkemas akan kembali mengadakan seminar homeschooling dengan pembicara Bu Yayah dan Sumardiono. Para praktisi yang sudah menjalankan HS lebih dari 5 tahun. Saya jadi ingat masa-masa dulu bantuin Berkemas mengadakan Seminar dengan dana pas-pasan dan peralatan minim. Alhamdulillah sekarang Berkemas sudah punya in Focus sehingga tidak perlu lagi pinjam setiap ada seminar.

Mendengar cerita-cerita Bu Yayah rasanya saya tidak sabar untuk segera terbang ke Jakarta di bulan Juli. Apalagi Berkemas punya agenda pergi ke peternakan susu di IPB pada tanggal 19 Juli jadi kami punya kesempatan lagi untuk ikut kegiatan Berkemas. Selama di Aceh kami tidak punya kesempatan ikut kegiatan belajar bersama seperti di Jakarta. Bahkan saya juga belum pernah bertemu satu keluarga HS pun disini :(


Senin, 21 Juni 2010

Bermain Balok


Mainan balok menjadi salah satu mainan paling digemari Rafif dan Aisyah. Dengan balok mereka bisa menciptakan aneka jenis mainan atau barang yang berbeda setiap harinya sehingga tidak ada istilah bosan untuk bermain balok. Awalnya ketika Rafif masih usia 3 tahun saya membeli balok yang ukurannya besar. Balok ukuran besar dipilih karena lebih mudah membuatnya dan juga untuk menghindari kemungkinan balok tertelan. Balok-balok  ukuran yang lebih besar lagi ternyata bisa dibuat sendiri dari kardus bekas tisu atau sereal yang diisi dengan gumpalan kertas. Insya Allah saya akan mencoba membuat membuat balok buatan sendiri untuk Afkar. Seiring dengan bertambah umur anak-anak maka balok yang saya beli ukurannya pun menjadi lebih kecil. 

Balok juga membantu saya mengajarkan konsep matematika untuk anak-anak. Balok membantu Rafif secara visual untuk melihat pola dari susunan balok yang beraneka warna. Balok juga bisa digunakan untuk membuat diagram berdasarkan warna tertentu. Aisyah yang kinestetik juga dapat membongkar pasang balok-balok tersebut untuk belajar berhitung atau mengelompokkan balok berdasarkan bentuk atau warna. 

Balok tidak hanya merangsang otak kiri anak tapi juga otak kanan. Ketika bermain balok seakan-akan dunia ada digenggaman mereka karena mereka bisa menciptakan apa saja. Balok juga melatih konsentrasi dan motorik halus anak. Sambil bermain balok anak juga biasanya menciptakan sebuah cerita tersendiri berdasarkan imajinasi mereka terhadap balok yg mereka buat.
Posted by Picasa

Jumat, 18 Juni 2010

Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak



Saya kembali vakum menulis. Ini dikarenakan saya harus menjadi single parent selama 2 bulan. Abinya anak-anak harus kembali bekerja ke Arab Saudi. Sesuai perjanjian setelah 2 bulan bekerja bisa mendapatkan kesempatan selama 3 minggu untuk bertemu keluarga di Indonesia. Bulan Juni ini jadwal abinya anak-anak pulang sehingga saya bisa ngeblog lagi.

Ketika berpisah jauh dari suami saya merasakan beratnya mengasuh anak sendiri. Tidak ada teman berbagi cerita dan masalah mengenai pengasuhan anak, tidak ada yang bisa menggantikan menjaga anak-anak ketika saya butuh istirahat atau nge-blog.

Abinya anak-anak bukan sekedar Ayah biasa yang hanya bertugas mencari uang. Abinya anak-anak mau terlibat dalam proses pengasuhan anak. Beliau tidak segan-segan memandikan ( termasuk Afkar yang masih bayi), menyuapi, membacakan buku, mengajak jalan-jalan ataupun bermain bersama anak. Bahkan sebenarnya ide homeschooling ini datangnya dari Abinya anak-anak. Dari suami saya belajar untuk ga "jaim" sama anak, bercanda seru dan melakukan berbagai aktivitas fisik.

Abi tidak pernah mengikuti kelas parenting sekalipun tapi bagi anak-anak Abi adalah ayah terbaik buat anak-anak. Yang membuat mereka menangis selama beberapa malam setiap Abi harus kembali ke Saudi. Mudah-mudahan ijin tinggal kami sekeluarga di Arab Saudi bisa cepat diproses sehingga tidak perlu lagi pisah lama-lama dengan Abi.

Senin, 12 April 2010

Pendidikan Akhlak

Pada postingan yang lalu saya sempat curhat betapa saya kesulitan dalam membantu pembentukan akhlak anak-anak. Jauh lebih sulit jika dibandingkan membantu anak-anak dengan segala urusan akademik. Saya mencoba mengevaluasi perjalanan homeschooling anak-anak dan berakhir pada satu kesimpulan bahwa untuk urusan pembentukan karakter anak-anak ketinggalan jika dibandingkan urusan akademiknya. Padahal salah satu alasan kenapa saya memilih untuk homeschooling, saya tidak ingin anak-anak terlalu mengedepankan akademik. Saya tidak ingin anak saya hanya sekedar pintar tanpa membawa nilai-nilai yang baik pada dirinya.

Saya ingin kembali ke tujuan awal semula yaitu saya ingin anak-anak mempunyai akhlak yang baik, dan itu tidak bisa didapatkan secara otomotis. Orang tua yang harus mendidik dan membantu anak-anak. Saat ini saya mencoba mengumpulkan berbagai materi bagi orang tua untuk pembentukan karakter anak.


Untuk saat ini materi yang saya dapatkan adalah sebagai berikut:

Website:
- Talibiddeen Junior
- Good Character
- Centre on Social and Emotional Foundation for Early Learning

Buku :
- Buku cerita anak-anak mengenai Akhlak
- Cara Nabi Mendidik Anak by Ir. Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid
- How to Talk so Kids Will Listen (edisi terjemahan) by Adele Faber dan Elaine Mazlish
- Character Education penerbit Carson Dellosa
- Character Counts penerbit Carson Dellosa
- Manners penerbit Carson Dellosa

Dengan resouces diatas saya merasa kembali bersemangat menmpuh perjalanan tamasya kami. Semoga dalam perjalanan kami ini tidak ada lagi yang tertinggal yang membuat saya harus kembali lagi untuk mengambilnya :)






Rabu, 24 Maret 2010

Tips Mengajarkan Konsep Matematika Bagi Anak Usia Dini

Belajar matematika tidak hanya bisa dilakukan melalui mengerjakan latihan soal di lembar kerja. Untuk bisa mengerjakan worksheet sebaiknya anak harus terlebih dahulu diajarkan konsep dan menerapkan konsep tersebut dalam aktivitas sehari-hari. Misalkan belajar ikatan bilangan dengan menggunakan balok atau bermain congklak untuk melatih anak memperkirakan atau mengestimasi jumlah sekelompok benda.

Untuk mendapatkan ide-ide mengenai mengajarkan konsep matematika untuk anak usia dini silahkan klik disini . Di website yang dimiliki oleh public schools of North Carolina ini kita bisa mendapatkan berbagai kegiatan menarik untuk anak belajar matematika dari mulai TK sampai dengan grade 12. Jenis kegiatannya bisa dilihat berdasarkan topik atau minggu. Bahan pendukung untuk setap permainan juga disediakan untuk diprint. Silahkan dicoba pasti matematika menjadi salah satu pelajaran yang disukai anak-anak.

Kendala Dalam Homeschooling

4 tahun sudah saya menerapkan homeschooling untuk anak pertama saya Rafif. Ternyata kendala yang paling sulit yang saya temui dalam menjalankan homeschooling bukan masalah sosialisasi, kurikulum atau materi belajar, ijazah dan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar melainkan bagaimana mengajarkan Akhlak atau Karakter bagi Rafif, Aisyah dan Afkar.

Sosialisasi bukan merupakan isu besar ketika menjalani homeschooling selama sosialisasi yang dimaksud bukan hanya terbatas berteman dengan teman yang seumuran saja. Saya memberikan banyak kesempatan bagi rafif dan Aisyah untuk bertemu dan beriteraksi dengan banyak orang dari mulai yang lebih kecil, sebaya ataupun yang lebih tua dengan cara ikut komunitas homeschooling, membuka pintu rumah lebar-lebar bagi semua anak di dekat rumah kami, membawa Rafif dan Aisyah dalam semua kegiatan saya. Kedepannya saya berniat memasukkan Rafif dan Aisyah dalam salah klub olahraga atau hobi sehingga mereka bisa mendapatkan teman-teman baru nanti.

Kurikukulum, hmmm mungkin ini yang paling rumit kelihatannya. Apalagi jika kita tidak berlatar belakang pendidikan. Ada banyak sekali kurikulum yang tersedia bagi para homeschooler. Dari yang gratisan sampai harga ribuan dolar di internet. Setelah intip sana intip sini melihat berbagai kurikulum yang bisa saya lihat, saya punya kesimpulan bahwa semua kurikulum itu mempunyai tujuan yang sama. Misalkan anak SD kelas 1 diharapkan sudah bisa menghitung dan menjumlahkan sampai dengan 20. Hanya cara mengajarkannya saja yang berbeda-beda. Atau misalkan saja sains untuk SD kelas 1 berkutat pada pembahasan mengai tumbuhan, panca indra ataupun binatang. Jadi yang perlu kita pegang adalah kompentensi apa yang harus dikuasai oleh anak pada setiap tingkatannya. Kurikulum yang digunakan bisa apa saja. Untuk anak usia dini yang paling penting adalah Membaca, Menghitung dan Menulis. Tanpa membeli kurikulum apapun saya yakin semua ibu-ibu bisa mengajarkan 3 kompetensi dasar tersebut.

Mengenai materi belajar saya mendapatkan banyak sekali dari internet, dari teman-teman sesama HS, dari toko buku ataupun dari berbagai pelatihan. Ada masa-masa dimana ketika saya masih meraba-raba dan belum tahu mau pakai kurikulum apa sehingga mendownload atau mengcopy semua materi belajar yang bisa saya dapatkan
sampai akhirnya menumpuk dan membuat saya semakin binggung :))

Untuk mendapatkan ijazah dalam negeri kita bisa mendaftarkan anak kita kesalah satu komunitas homeschooling seperti Berkemas atau lembaga PKBM teerdekat. Untuk ijasah luar negeri bisa mendapatkannya melalui distance learning atau lembaga tertentu seperti Cambridge.

Waktu yang diperlukan anak untuk menguasai pelajaran pun lebih pendek jika dibandingkan sekolah, karena dirumah anak suasananya lebih santai dan mendapat perhatian penuh. Jadi tidak perlu dibayangkan jika homeschooling maka waktunya hanya habis untuk mengajar anak seharian. Dalam sehari paling lama saya menemani setiap anak hanya 1 jam. Biasanya yang memakan waktu lama adalah menyiapkan bahan-bahan jika menggunakan kurikulum sendiri.


Nah jadi yang paling sulit bagi saya dalam mendidik anak dirumah adalah menjadikan anak-anak bertingkah laku yang baik, bertanggung jawab, rajin, menghargai orang dan sebagainya. Jujur saja lebih mudah rasanya mengajarkan anak membaca ataupun berhitung dibandingkan dengan hal-hal tersebut diatas. Ketika anak sudah bisa membaca maka dia akan selalu ingat bagaimana caranya membaca. Tapi Rafif dan Aisyah cenderung cepat sekali lupa jika di mesjid tidak boleh lari-lari atau berteriak, tidak boleh memukul ketika marah, saling berbagi, bertanggung jawab terhadap barang-barang dan sebagainya.

Saya masih harus bekerja keras dalam membina karakter anak-anak. Sebelumnnya saya juga harus mendidik diri sendiri dulu agar bisa menjadi contoh yang baik. Selain itu juga banyak berdoa pada Allah agar dimudahkan dan diberi banyak kesabaran. Insya Allah dipostingan-postingan yang lain saya akan bercerita pengalaman saya.Saya juga akan senang sekali jika ada pembaca yang berkenan berbagi pengalaman dalam membina akhlak anak dikolom komentar blog ini.

Senin, 22 Maret 2010

Mister Maker

Sekarang kami tidak pernah lagi kekurangan ide untuk kegiatan seni kami. Setiap hari kami mendapatkan ide-ide untuk prakarya kami dari acara Mister Maker yang ditayangkan Cbeebies di Indovision setiap harinya pukul 10.30. Sejak Indovision terpasang di rumah Busyik ( Kakek ) kami bisa menikmati berbagai acara anak-anak dari luar negeri. Karena pilihan yang sangat beragam dan 24 jam penuh maka saya memilihkan acara mana saja yang bisa mereka tonton. Salah satu acara pilihan saya yang sangat disukai Rafif dan Aisyah adalah Mister Marker.

Acara mister Maker menampilkan beberapa cara membuat prakarya yang mudah dan menarik untuk anak usia dini. Setiap episodenya menampilkan beberapa prakarya dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Dari mulai yang sangat mudah sehingga bisa dibuat hnya dalam waktu 1 menit (Minute Make) sampai dengan karya yang membutuhkan bantuan orang dewasa. Bahan-bahannya juga mudah didapat. Yang paling sering digunakan adalah cat, lem, gunting, aneka kertas dan kardus.

Biasanya siang hari sewaktu Afkar tidur siang kami membuat satu prakarya dari acara mister maker yag kami tonton hari itu. Foto-foto hasil karya anak-anak akan menyusul di upload. Untuk para keluarga yang tidak ada siaran Indovison gak usah langsung buru-buru pasang Indovision :) Karena Mister Maker bisa juga ditemui di www.mistermaker.com atau bisa juga di search melalui Youtube. Di websitenya juga Mister Maker menyediakan halaman untuk menampilkan foto-foto hasil karya anak-anak. So lets start making....




Jumat, 12 Maret 2010

I'm Still Here

Banyak yang mengira saat ini saya sudah berada di berada di arab saudi dan sedang sibuk dengan segala urusan yang berkaitan dengan pindah rumah sehingga tidak sempat lagi posting artikel yang baru.

Saya masih disini kok, masih di Indonesia tepatnya di Banda Aceh. Keberangkatan saya dan anak-anak ke KSA masih menunggu beberapa prosedur lagi beres. Saya kembali vakum ngeblog karena selama ini saya numpang internet dari laptop suami karena komputer saya ditinggal di Jakarta. Awal Januari kemarin suami sudah memulai pekerjaannya di KSA sehingga saya kehilangan akses internet.

Alhamdulillah setelah 2 bulan di Saudi suami diperbolehkan pulang untuk menjenguk keluarga di Indonesia. Dengan kepulangan suami ke Indonesia akses internet sayapun kembali :) Sekarang tinggal membagi waktu antara ngurus rumah, anak dan ngeblog.






Summer Holiday

Libur telah tiba... Libur telah tiba... Hatiku gembira.... Siapa yang ga gembira kalau lagi liburan, apalagi kalau liburnya selama 11 min...