Kamis, 31 Maret 2011

Finger Puppet

Terinspirasi oleh kegiatan klub oase, saya mengajak anak-anak membuat boneka jari atau finger puppet dari kain flannel. Bonekanya sederhana saja, tidak menggunakan template khusus. Desainnya anak-anak sendiri yang buat kecuali untuk sayap kupu-kupu Aisyah, saya yang membuatkan. Saya memilih tidak menggunakan template tertentu karena saya ingin anak-anak berkreasi sendiri. Jika ingin membuat menggunakan template sehingga hasilnya bisa lebih rapi bisa di klik disini.


  
Berhubung ga punya panggung boneka akhirnya kotak mainan Rafif  dibuka belakangnya dan di berdayakan jadi panggung boneka.  Lumayan hasilnya karena depannya dilapisi plastik jadi seperti TV  walaupun bolak-balik jatuh tapi anak-anak fun. Aktivitas seru, murah dan menyenangkan di hari hujan. Jadi kepengen punya panggung boneka beneran nih. Mudah-mudahan bisa jadi proyek berikutnya.



Surat Flannel


Salah satu cara untuk menstimulasi anak-anak menulis adalah dengan surat-suratan. Dijamin anak-anak pasti lebih bersemangat menulis jika dibandingkan harus menulis di worksheet atau lembar kerja. Karena melalui surat mereka merasa layaknya sedang bermain saja bukan belajar. Apalagi jika kita buatkan mereka amplop dari kain flannel untuk tempat surat mereka sebelum diantarkan ke penerimanya. Di amplopnya bisa juga di tempel dengan potongan kain yang sudah di sulam nama sang penerima. Ide ini saya dapatkan dari salah satu website homeschooler luar negeri. Tapi saya saya lupa alamat webnya tdak disimpan. Di search di Google juga belum ketemu. Kalo ada pembaca blog ini yang tahu tolong tinggalkan pesan di komen yah !


Aisyah lagi sibuk gambar buat dikirim ke abi. Hmmm kayanya harus bikin amplop yang lebih besar biar kertasnya ga perlu dilipat terlalu kecil. Di web yang saya lihat itu bahkan suratnya juga terbuat dari potongan kain flannel yang disulam kata-kata seperti i love u atau i miss u.

Minggu, 27 Maret 2011

Kartu Pop Up

Untuk ulang tahun Rafif tanggal 23 Maret yang lalu saya membuat kartu pop up. Templatenya saya ambil dari websitenya Robert Sabuda. Robert Sabuda adalah seorang artis pembuat buku cerita pop up untuk anak-anak. Di websitenya Robert Sabuda menyediakan tutorial untuk membuat pop up yang sederhana. Polanya sudah disediakan kita tinggal print, menggunting dan menempel ditempat yang ditentukan. Sebaiknya pola di print diatas karton agar bisa kuat dan berdiri tegak. Tapi saya hanya menggunakan kertas biasa karena kalo menggunakan karton pasti ada bagian yang terbuang dari kartonnya ketika di gunting. Dibagian luarnya saya menggunakan kertas origami yang ditulis nama Rafif dengan menggunakan glitter. 


Ternyata kartu yang sederhana tersebut sangat disukai Rafif. Setelah saya berikan kartu tersebut dia buka tutup dan diperlihatkan kepada semua orang yang ada dirumah. Esoknya dia menggunakan ide pop up tersebut untuk membuat kartu ucapan terima kasih untuk setiap orang yang telah memberikan kado. Awalnya saya menawarkan untuk membuat kartu memakai template Robert Sabuda. Tapi karena tidak ada pola yang cocok akhirnya dia membuat pop up dari kerta origami yang ditekuk ke belakang sehingga ketika dibuka kertas origaminya akan berdiri seperti pop up. Sederhana memang tapi ada nilai lebih menurut saya yaitu dia mengaplikasikan suatu ide dengan cara dia sendiri.


Aisyah juga ikut membuat kartu. Saya membantunya membuat kartu dengan mulut yang bisa dibuka tutup. Kemudian Aisyah menggambar muka pada mulut tersebut dengan glitter. Kemudian saya menuliskan ucapan terima kasih didalam kotak seperti di komik-komik. Sayang saya tidak dapat menemukan kartu Aisyah ketika hendak di foto.



Sabtu, 26 Maret 2011

A Muslim Child Has Born

Internet menjadi sumber yang luar biasa untuk mendapatkan materi belajar. Salah satu blog yang menyediakan sumber belajar untuk anak muslim adalah A Muslim Child Has Born. Saya merasa harus menulis satu posting khusus tentang blog ini karena saya sangat merekomendasikan blog ini. Semua materi di blog ini bisa di download gratis. Dari mulai buku dan aktivitas yang menyertai buku tersebut sampai dengan berbagai materi islam yang disajikan dengan menarik. Materinya memang hanya untuk anak usia prasekolah sampai dengan taman kanak-kanak tetapi karena disajikan dalam bahasa Inggris dan Arab bisa saya gunakan juga untuk Rafif. 

Umm An - Nu'man selaku pemilik blog juga sangat rajin mengupdate dan menambah materi baru. Jauh lebih rajin dari saya yang hanya sekedar menulis :). Materi di blog ini juga dibuat untuk melengkapi kurikulum prasekolah dari Umm Maimoonah yang bisa didownload disini.

GIPIKA & GASING

GIPIKA atau Gerakan Ibu Pintar Matematika adalah satu gerakan yang digagas oleh Prof. Yohannes Surya melalui Surya Institute. Melalui GIPIKA Yohannes Surya ingin menyebarluaskan metode GASING yaitu metode belajar Matematika yang Gampang ASyIk dan MenyenaNGkan. Metode tersebut diajarkan kepada ibu-ibu karena pada umumnya ibu-ibulah yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Sehingga apabila para ibu sudah pintar matematika maka bisa membantu anak mereka belajar matematika sehingga anak Indonesia bisa menguasai matematika.

Saya berkesempatan mengikuti pelatihan ini melalui pelatihan yang diadakan oleh Komunitas Homeschooling Berkemas. Dari 10 kali sesi pertemuan saya hanya bisa datang pada 3 sesi saja karena saya tidak mungkin tinggal di Jakarta selama 2 bulan.


Ada beberapa perbedaan metode Gasing ini dengan metode yang biasa. Perbedaan yang mendasar adalah mengenai urutan materi. Pada metode gasing setiap materi harus dikuasai dengan tuntas baru pindah ke materi baru. Misalkan di buku teks yang biasa anak akan belajar penjumlahan 1 - 20 lalu pindah ke materi pengurangan. Seetelah mengenal sedikit materi pengurangan kemudian pindah lagi ke materi perkalian dan kemudian pindah lagi ke materi pengukuran walaupun anak baru bisa melakukan perkalian 3. Di GASING anak mulai dari materi penjumlahan 1-9, lalu 1-20 , penjumlahan 2 digit , 3 digit sampai penjumlahan mencapai angka jutaan. jadi Anak diharapkan untuk menguasai materi penjumlahan baru kemudian belajar perkalian dan bukannya pengurangan seperti biasa. Sebelum masuk ke materi baru anak juga diberikan soal-soal cerita agar dapat mengaplikasikan materi penjumlahan yang telah di pelajari.

Demikian juga halnya dengan perkalian dipelajari dengan tuntas sampai anak bisa mengalikan angka sampai bernilai jutaan baru setelah itu anak bisa melanjutkan ke pengurangan begitu seterusnya sampai habis 10 topik pembahasan.

Perbedaan lainnya adalah cara melakukan penghitungan. Jika selama ini kita menjumlahkan 234 + 345 dimulai dari satuannya dulu yaitu 4 + 5 di metode GASING ini dilakukan dari depan yaitu dari ratusannya terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat link yang ada disini.

Selain itu juga ada berbagai trik yang digunakan agar anak bisa memahami materi dengan mudah. Ketika saya menerapkan metode GASING ini ke Rafif memang dia bisa menangkap dengan cepat materi penjumlahan. Masalah timbul ketika saya minta Rafif mengerjakan soal-soal dibuku materi yang saya beli ketika pelatihan dia merasa bosan karena soal-soalnya sangat banyak ditambah dengan cetakan bukunya yang kecil-kecil.

Bagi para orang tua yang ingin mengikuti pelatihannya bisa menghubungi Surya Institute. Untuk materi penjumlahan dan perkalian sudah ada videonya dia website GIPIKA sehingga kita bisa pelatihan secara jarak jauh dan gratis. Buku Panduan mengajar juga dijual seharga Rp. 100.000 untuk 3 buku panduan. Sednagkan buku berisi materi dan soal-soal dijula seharga Rp. 300.000 untuk 10 buku materi.

Jumat, 25 Maret 2011

Traveling

Proses kepindahan kami ke Arab Saudi ternyata mengalami banyak kendala. Sampai hari ini kami masih berdomisili di Aceh sementara Abi bolak-balik KSA - Aceh setiap bulannya. Pernah juga ada wacana untuk menetap di Bahrain karena prosedur untuk permanent residentnya lebih mudah , tapi situasi politik Bahrain juga saat ini tidak kondusif membuat kami memilih untuk tetap tinggal di Aceh.

Tapi selalu ada hikmah di setiap kejadian. Penundaan kami menetap di KSA membuat anak-anak bisa traveling ke berbagai tempat. dari mulai kampung sampai dengan luar negeri. Selama tinggal di Aceh saya dan anak-anak bergantian tinggal di rumah mertua dan ibu saya. Mertua saya tinggal di Banda Aceh sedangkan ibu saya tinggal di Lhokseumawe 6 jam perjalanan darat dari Banda Aceh. Sepanjang perjalanan Banda Aceh - Lhokseumawe kami melewati sawah, gunung, laut dan hutan. Semua tempat yang biasanya hanya bisa dilihat di buku sekarang bisa dilihat langsung oleh anak-anak. Bisa melihat monyet di pinggir hutan atau gajah yang sudah dilatih di daerah Saree daerah pengunungan yang baru-baru ini diresmikan menjadi tempat perkemahan oleh Presiden SBY. Anak-anak bisa merasakan mandi laut dan juga sungai yang dilewati di sepanjang perjalanan. Mereka bisa melihat perbedaan jelas antara kota propinsi dan kecamatan. Mereka belajar mengenai geografi dan ilmu sosial langsung tanpa perlu teks book. Ini hanya bisa terwujud melalui homeschooling karena tidak mungkin bepergian setiap bulan jika terikat pada absen sekolah.


Selain mobil pribadi anak-anak juga merasakan naik bis antar kota pada malam hari ke Medan ibukota Propinsi Sumatera Utara. Rafif jadi tahu bahwa tidak semua ibu kota propinsi itu sama. Banda aceh bisa dihitung kota besar di Aceh tapi ternyata masih kecil jika dibandingkan Medan. Sayang waktu kami ke Medan tidak sempat berkunjung ke Danau Toba. 

Berbekal tiket murah dari Air Asia kami juga sempat 2 kali ke Kuala Lumpur dan 1 kali ke Singapura.Biaya dan waktu tempuh dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur lebih sedikit jika dibandingkan Banda Aceh - Jakarta. Jadi pergi keluar negeri bagi orang Aceh bukan barang mewah lagi.   Rafif dan Aisyah jadi punya pengalaman keluar negeri. Melihat dunia lain yang bahasa dan orang-orangnya berbeda. Berkunjung ke tempat - tempat yang menjadi ikon negara yang selama ini hanya mereka lihat di gantungan kunci seperti menara kembar Petronas dan Patung Singa. Merasakan salju buatan di Snow World. Bermain sekaligus belajar sains di Petrosains Kuala Lumpur dan Singapore Science Centre. Naik alat transportasi yang unik seperti bebek yang bisa jalan di darat dan air atau naik bis tingkat yang terbuka atapnya, nonton pertunjukkan laser plus kembang api serta belanja buku-buku impor hanya seharga 7000 - 50.000 saja.

Kami juga sempat dua kali ke Jakarta untuk suatu keperluan. Jika ke Jakarta maka jadwal tetapnya adalah Kidzania dan toko buku. Jadwal tetap saya ke Jakarta adalah bertemu teman-teman di komunitas Berkemas terutama Bu Yayah. Satu hal yang berat saya tinggalkan di Jakarta adalah Komunitas Berkemas, apalagi semenjak di Aceh saya merasa menjalankan HS sendirian. Pada pertemuan kemarin saya sempat 3 kali datang pada sesi pelatihan GIPIKA (Gerakan Ibu Pintar Matematika).

Alhamdulillah penundaan kami pindah ke KSA membuat anak-anak mempunyai kesempatan traveling ke berbagai tempat tidak hanya mal tapi juga masuk ke pelosok-pelosok kampung.

Summer Holiday

Libur telah tiba... Libur telah tiba... Hatiku gembira.... Siapa yang ga gembira kalau lagi liburan, apalagi kalau liburnya selama 11 min...