Jumat, 25 Desember 2009

Full Time Mother

Seorang teman pernah bertanya kepada saya. Apakah saya pernah bosan menjadi Full Time Mother. Jawaban adalah saya pernah bosan, bahkan bosan sekali. Rasanya hidup tidak sedinamis waktu saya kuliah atau kerja dulu. Rasanya saya seperti robot melakukan pekerjaan yang sama setiap hari. Memasak, menjaga anak, membersihkan rumah. Tapi semuanya berubah ketika suami saya melontarkan ide menyekolahkan Rafif dirumah. Awalnya saya sempat menolak. Menyekolahkan anak dirumah?? itu artinya saya tidak akan punya kegiatan diluar rumah. Padahal saya sudah tidak sabar menunggu Rafif masuk sekolah supaya saya punya kegiatan rutin diluar rumah dan punya teman-teman baru ketika mengantarkan Rafif sekolah nantinya.

Suami saya membujuk saya dengan mengatakan cuma sampai TK kok. Alasannya kasihan kalau terlalu kecil sudah harus sekolah dan berbagai macam alasan lain. Jurus terakhir yang dilancarkan suami saya adalah kata-kata berikut " Uminya kan lulusan reputable university pasti ngajarnya bisa lebih bagus :)". Untuk pertama kalinya sejak menikah saya merasa bahagia dengan status sarjana saya karena selama ini terkadang timbul pikiran untuk apa saya kuliah jika hanya menjadi ibu rumah tangga.

Awal Januari 2006. Tahun baru semangat baru. Saya memulai program sekolah rumah untuk Rafif ketika umurnya hampir 2 tahun. Saya mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan anak dan homeschooling. Mulai dari baca buku, baca artikel-artikel di internet sampai dengan mengikuti berbagai seminar atau pelatihan pendidikan anak diberbagai kesempatan. Hidup saya kembali berwarna. Saya seperti anak ABG yang baru lulus SMA dan menikmati masa awal kuliah.

Lewat internet pula saya menemukan alamat rumah Bu Yayah Komariah pendiri Berkemas. Saya datang kerumahnya dan berniat mendaftarkan Rafif masuk Berkemas. Awalnya Bu Yayah menolak karena belum ada anak usia playgroup yang mendaftar. Hanya saja saya berkeras dan menyakinkan Bu Yayah bahwa saya tidak akan merepotkan Bu Yayah dengan urusan pengajaran Rafif. Saya akan mengajar sendiri. Sekarang saya dan bu Yayah bersahabat lewat bu Yayah saya semakin banyak mendapatkan ilmu mengenai mendidik anak. Saya diajak beliau ke setiap acara parenting, dikenalkan dengan para pendidik seperti Neno Warisman dan Erry Soekresno.

Sekarang kebosanan menjadi ibu rumah tangga sudah menguap. Saya menganggap ini sebuah karir juga dan saya berusaha profesional didalam mengelola rumah dan anak-anak saya. Saya masih terus belajar supaya jenjang karir saya semakin tinggi walupun tidak ada saingan sama sekali. Dulu saya bosan karena tidak menghargai profesi saya. Dan hanya bekerja seadanya saja.

Walaupun saya tidak menghasilkan tambahan uang untuk rumah tangga seperti ibu-ibu pekerja lainnya tapi saya yakin saya menghemat pengeluaran dalam jumlah yang cukup besar.
Dengan menjadi full time mother dan homeschooling ini yang bisa kami hemat :
- Biaya Transport dan makan siang saya ke kantor
- Biaya Sekolah, Transport, Seragam dan makan siang semua anak
- Biaya les matematika, membaca, cooking class dan bahasa inggris untuk semua anak

Saya tidak tahu berapa nilai dari semua biaya tersebut. Yang pasti kedekatan saya dengan anak-anak tak ternilai: Priceless.


Matikan Suara TV Ketika Iklan

Matikan suara TV ketika iklan. Itu yang kami lakukan ketika menonton TV. Ide ini saya dapatkan dari buku Mendampingi Anak Menonton TV oleh Milton Chan. Dalam bukunya Milton Chan menulis bahawa biasanya orang sangat kesal jika terus menerus didatangi salesman, tapi anehnya orang membiarkan salesman yang berupa iklan di TV untuk masuk kerumahnya setiap saat.

Merasakan kebenaran ucapan Milton Chan membuat saya menekan tombol mute ketika iklan di TV tiba. Apalagi ketika film anak-anak diputar biasanya iklan-iklan penuh berisi makanan dan mainan anak. Ini tentu secara tidak langsung membuat anak menjadi konsumtif apalagi kalau yang di iklankan makanan yang tidak sehat tentu akan mempunyai dampak yang lebih buruk lagi. Sebagian besar iklan-iklan tersebut dikemas dengan menarik sehingga anak pasti akan tergiur. Dengan mematikan suaranya makan iklan akan kehilangan sebagian kekuatannya dalam menyihir anak untuk membeli produknya.

Satu lagi dampak positif dengan dimatikan suara TV adalah anak jadi melakukan kegiatan lain. Jika tidak dimatikan mata Rafif dan Aisyah akan terus terpaku didepan layar. Ketika suaranya tidak ada, mereka mengobrol atau melakukan hal lain selain menatap layar kaca. Akhirnya jam menonton TV juga berkurang karena mereka tidak menonton iklan.

Awalnya saya yang harus selalu mematikan suaranya. Sekarang Rafif atau Aisyah sudah tahu ketika iklan mereka tinggal menekan tombol mute. Sedangkan Rafif sudah tahu bahwa tidak semua iklan itu benar adanya. Sejak melihat iklan Kidzania yang menggambarkan seorang anak naik mobil pemadam kebakaran betulan, padahal ketika di Kidzania dia melihat yang ada hanya mobil pemadam kebakaran kecil. Jadi sekarang ketika melihat tag line sebuah iklan "enaknya tak ada habisnya" dia langsung komentar "kemarin Rafif makan bisa abis kok" :)


Kamis, 24 Desember 2009

Pelajaran Agama Islam

Adakah mata pelajaran agama dalam homeschooling kami? Jawabannya adalah tidak. Bagi saya agama bukan suatu mata pelajaran yang diajarkan hanya pada waktu tertentu. Bagi saya Islam adalah panduan hidup yang mengatur manusia setiap detiknya bukan hanya 2 jam dalam seminggu seperti waktu saya sekolah dulu. Saya ingin islam menyatu dalam hidup kami sekeluarga.

Saya mencoba selalu menghubungkan berbagai aspek kehidupan dengan Allah SWT. Ketika mereka mendapat makanan atau hadiah saya bilang Alhamdulillah Allah kasih kalian hadiah. Atau jika mereka menginkan sesuatu saya menganjurkan agar mereka memintanya kepada Allah yang Maha Pemberi. Ada poster yang bagus sekali yang dibuat oleh seorang homeschooling mom yang mengingatkan anak mengenai waktu-waktu yang terbaik agar doa dikabulkan. Posternya bisa dilihat disini.

Doa-doa sederhana dihafalkan bersamaan dengan kegiatan yang dilakukan. Misalkan ketika makan baca doa makan, mau masuk kamar mandi baca doa masuk kamar mandi. Dirumah kami yang di Jakarta dibeberapa tempat saya tempel poster berisi doa-doa pendek untuk anak. Misalkan di depan pintu kamar mandi. Karena sering mendengar doanya akhirnya Rafif dan Aisyah bisa menghafal sendiri doa tersebut.

Untuk Shalat juga saya mengajarkannya ketika saya sendiri shalat saya mengajak anak-anak untuk ikut Shalat. Sekarang Rafif dan Aisyah sudah hafal semua gerakan Sholat. Hanya bacaannya mereka belum hafal.

Sejarah Islam juga bisa dipelajari melalui buku cerita yang banyak sekali beredar di toko buku. Saat ini kami sedang membaca buku 99 Kisah Menakjubkan dari Alquran. Setiap malam sebelum tidur saya membacakan 1 atau 2 kisah dari buku tersebut. Mudah-mudahan ketika kami tinggal di Arab nanti kami bisa berziarah ketempat-tempat bersejarah bagi umat Islam yang selama ini hanya bisa ditemui melalui ceritanya saja.

Harapan saya sederhana agar anak-anak bisa merasakan Indahnya Islam dimana Rukun Islam, Rukun Iman dan pelajaran Islam lain yang pernah saya pelajari disekolah tidak hanya menjadi teori yang hanya perlu diingat ketika ujian tiba. Saya ingin anak-anak merasa Allah selalu bersama mereka. Amin.


Senin, 21 Desember 2009

Everyday is Math Day

Terinspirasi oleh Robinson Curriculum, saat ini saya menerapkan pelajaran matematika untuk Rafif setiap hari. Jika dulu pelajaran yang diberikan berbeda setiap harinya misalkan Senin untuk Science lalu Selasa untuk Reading dan seterusnya. Bedanya dengan Robinson Curriculum (RC) adalah jika RC menggunakan buku panduan Saxon Math karena belum punya saya menggunakan buku text yang sudah ada saja dari Singapore Math.

Inti dari Robinson Curriculum adalah pelajaran yg utama hanya matematika, menulis dan membaca. Untuk mata pelajaran lain seperti sejarah , sains dan sebagainya dipelajari diluar jam belajar utama apabila anak tertarik akan topik tersebut. Anak akan mempelajari sains, kimia dan biologi secara detil ketika dia sudah menyelesaikan semua soal di Saxon math yaitu sampai dengan pembahasan Calculus. Alasannya keahlian matematika akan sangat membantu ketika anak harus belajar sendiri fisika, kimia dan biologi.

Selain itu dalam RC tidak ada guru khusus. Anak belajar secara mandiri. Setiap hari selama 6 hari dalam seminggu anak akan mengerjakan 30 soal dari Saxon Math, menulis satu essay tentang topik apa saja dan sisa waktunya digunakan untuk membaca buku apa saja. Jika ada yang salah baru mereka mengulang kembali soal tersebut dan menjelaskan kepang tua bagaimana cara mereka mengerjakannya.

Hal ini yang saya coba terapkan untuk Rafif. Setiap hari dia saya minta mengerjakan 1 lembar work sheet dari Singapore Math . Waktunya kapan saja bisa pagi, siang atau malam.Saya hanya menunjukkan halaman yang harus dia kerjakan lalu saya tinggal dan saya biarkan mengerjakannya sendiri. Awalnya dia gak mau dan mengelak untuk mengerjakannya. Tapi setelah beberapa hari mengerjakannya dia menjadi terbiasa. Setiap hari dia menggambil sendiri worksheetnya dan mengerjakannya tanpa bantuan saya termasuk hari libur. Setelah selesai dia akan memperlihatkan hasil kerjanya lalu saya akan memeriksa dan memberitahukan letak kesalahannya.

Saya sangat gembira mengetahui fakta bahwa sebenarnya anak bisa mengajari diri mereka sendiri matematika karena saya dulu lemah dalam matematika. Bagaimana mungkin saya bisa mengajari anak saya matematika ketika dia sudah duduk di tingkat lanjutan. Dengan mencoba mengerjakan sendiri tanpa diberitahu caranya terlebih dahulu membuat anak bisa berfikir. Rafif juga lebih santai mengerjakannya sendiri karena jika ada saya yg mendampingi biasanya mulut saya langsung "gatal" untuk mengomentari setiap kesalahan yang dia buat. Sering kali dia akhirnya menolak untuk melanjutkan. Sekarang dia berhenti melanjutkan ketika memang soalnya sudah habis. Urusan salah belakangan baru di perbaiki.

Inilah asyiknya HS dengan metode Eclectic bisa comot sana comot sini. Lalu diramu sesuai dengan keadaan.

Kamis, 17 Desember 2009

Minggu Seru



Nature Walk kami hari minggu yang lalu berakhir di sebuah TK di depan TVRI Banda Aceh. Karena hari Minggu tidak ada anak-anak yang bersekolah, jadi Rafif dan Aisyah bisa bermain sepuasnya. Beberapa waktu lalu di Jakarta kami punya jadwal rutin bermain di TK Tetum satu minggu sekali. Karena program Flat Stanley yang di selenggarakan Mbak Endah  di TK Tetum sudah habis kami tidak pernah lagi punya jadwal main ke TK. Kesempatan bermain di TK menjadi selalu menyenangkan apalagi kalo mainannya banyak. Sama asyiknnya dengan pergi ke TimeZone. Pulangnya Aisyah sudah terlalu lelah dan minta digendong. Sambil menggendong Aisyah, Abinya mengambil rute yang berbeda ketika pulang. Jadilah semacam perlombaan siapa yang lebih dulu sampai. Wah pokoknya Minggu seru yang murah meriah.






Posted by Picasa

Rabu, 16 Desember 2009

Aisyah Belajar Membaca


Aisyah mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam hal menerima informasi baru dibandingkan dengan Rafif. Jika Rafif lebih cepat menerima informasi apabila informasi itu berbentuk gambar maka Aisyah akan lebih mudah menerimanya jika melalui gerakan tubuh dan demonstrasi. Dengan kata lain Rafif memiliki tipe belajar Visual sedangkan Aisyah, Kinestetik.

Rafif belajar membaca hanya dengan menonton VCD belajar membaca  metode cantol Raudhoh. Saya memutarkan VCD itu untuk Rafif setiap hari dan dalam jangka waktu 1,5 bulan Rafif sudah dapat membaca buku cerita anak yang memuat beberapa kalimat sederhana. Aisyah perlu cara yang lebih kreatif untuk belajar membaca daripada hanya sekedar menonton. Karena Aisyah memiliki kecenderungan kinestetik maka belajarnya pun harus sambil melakukan aktivitas.

Berikut ini beberapa hal yang saya coba untuk mengajari Aisyah abjad :
1. Belajar dengan komputer
Saya menggunakan program word lalu menset hurufnya menjadi ukuran yang paling besar. Lalu saya biarkan Aisyah mengetik huruf yang diinginkannya. Sambil Aisyah mengetik saya atau Rafif akan memberitahukan nama huruf yang diketikkan tersebut.

2. Belajar dengan playdough
Sambil bermain playdough bersama-sama saya akn membentuk huruf dari lilin mainan tersebut dan mengajari Aisyah membaca dengan huruf-huruf tersebut

3. Belajar sambil jalan-jalan
Sambil jalan-jalan pagi biasa saya akan menunjukkan pada Aisyah nama jalan, nama toko ataupun teks lain yang kami jumpai di sepanjang jalan. Atau bersama-sama mencari huruf tertentu.

4. Belajar dengan huruf magnet
Terkadang saya dan Aisyah berpura-pura menjadikan huruf magnet mainan yang kami punya menjadi boneka yang bisa berbicara.
Saya : ( sambil memegang huruf A) " Assalamualaikum nama saya A , nama kamu siapa?" (kemudian saya memberikan huruf B kepada Aisyah)
Aisyah : "nama saya...( agak kebingungan, lalu saya bisikkan cepat-cepat B)....B"
Saya     : " Oh B, kita main kerumah C yuk! Nanti disana bisa ketemu dengan D dan E"
Percakapan terus berlanjut sampai Aisyah bosan bermain. Jika saya tidak ikut bermain Aisyah main berdua dengan Rafif.

Ada lagi ide kegiatan belajar abjad yang saya baca di Universal Preschool. Nama kegiatannya Active Alphabet. Dalam Active Alphabet anak diminta melakukan gerakan sesuai dengan abjad yang ditunjukkan misalkan Angguk kepala untuk huruf A atau Loncat setiap mendapatkan huruf L. Detil lengkap cara bermainnya bisa dilihat disini.

Hal yang patut diingat ketika ingin mengajarkan anak membaca adalah membuat anak cinta akan buku dan tulisan. Caranya adalah dengan membacakan buku kepada anak setiap hari. 20 Menit setidaknya setiap hari. Akan mudah bagi anak belajar membaca apabila dia sudah sering dibacakan buku sebelumnya. Karena dia mengerti apa yang dia baca. Bukan hanya sekedar membunyikan huruf-huruf tanpa mengerti makna apa yang terkandung dalam rangkaian huruf-huruf tersebut. Belajar membacapun jadi lebih mudah.

Senin, 14 Desember 2009

Abangku Guruku


Dalam Homeschooling yang menjadi pengajar bisa siapa saja, tidak perlu guru dengan sertifikasi khusus. Anak berumur 5 tahun juga bisa menjadi guru. Foto diatas adalah foto Rafif yang sedang mengajarkan Aisyah menggunakan laptop sekaligus belajar bahasa Inggris. Guru mengajarnya bisa santai sambil angkat kaki segala :) . Selain mengajarkan cara menggunakan Laptop , Rafif juga mengajarkan banyak hal kepada Aisyah dari mulai abjad sampai dengan cara membuka tutup botol.

Murid Baru - Abdullah Afkar


Tanggal 26 Sebtember saya punya murid baru di homeschooling kami. Yaitu adik kecil Rafif dan Aisyah yang lahir melalui operasi Caesar sekitar 2 bulan yang lalu. Namanya Abdullah Afkar. Waktu lahir beratnya 3,3 kg sekarang sudah sekitar 6 kg. Rafif senang sekali punya adik lagi karena adiknya laki-laki sesuai dengan keinginannya. Alhamdulillah syukur kepada Allah yang telah menambah jumlah anggota keluarga kami sehingga sekolah kami tambah ramai :)

Posted by Picasa

Sabtu, 12 Desember 2009

Taman Sari Banda Aceh



Taman Sari di Banda Aceh adalah tempat salah satu tempat favorite Rafif dan Aisyah jika kami lagi pulang kampung ke Aceh. Taman Sari menjadi tempat favorite karena di area tersebut disediakan berbagai permainan untuk anak-anak. Dari mulai ayunan, perosoton setinggi 10 meter, hingga panjat dinding. Semuanya disediakan gratis untuk anak. Selain permainan gratis, ada juga permainan yang harus bayar seperti odong-odong di Jakarta, mancing ikan dan mobil-mobilan. Hanya saja disini kita harus membayar mahal. Jika di Jakarta sekali naik odong-odong cuma lima ratus, di Taman Sari bayarnya lima ribu untuk satu lagu.

Seperti halnya nature walk kegiatan di taman bermain juga memberikan banyak manfaat. Berikut komentar suami saya mengenai manfaat yang dia rasakan untuk Rafif dan Aisyah :

- fun aja, anak bisa senang.. bukannkah tugas utamanya bermain (baca: belajar) ????
- percaya diri. Aku tau anakku pemalu bgt, ky bapaknya. Tapi kemarin dia manjat dinding. Susah dan sedikit menantang memang, tapi dia maju terus pantang mundur.. tiba2, rasa percaya dirinya muncul. Oya, dia naik pelosotan yg tinggi bgt (sekitar 10mtr) trus melucur kebawah, aku aja kalo disuruh naek ogah krn ngeri. Tapi anakku dgn gagahnya naik dan meluncur.. luar biasa menurutku. Trus dia ngajak adiknya lagi sambil bilang..."nga apa2 Syah.. santai aja".
- Menurutku ada hubungan dengan perkembangan motorik halus dan kasar. Yang ini aku nga ngerti copy paste buku sih.. hehehehe... anakku jadi berubah setelah naik itu... sinarnya terang banget.. hehehehe



Posted by Picasa

Kamis, 10 Desember 2009

Read Aloud Handbook - Jim Trelease

Rasanya saya ingin langsung loncat kegirangan ketika melihat buku ini bertengger dengan manis disalah satu rak Toko Buku Leksika, Lenteng Agung. Karena sudah lama saya ingin membaca buku ini. Read Aloud Handbook menjadi salah buku satu buku yang banyak di rekomendasikan oleh para homeschooler luar negeri. Selama ini saya hanya berharap agar buku ini bisa diterjemahkan dan beredar di Indonesia. Alhamdulillah karya Jim Trelease ini akhirnya diterbitkan oleh Mizan.

Buku ini memberikan satu formula sederhana untuk mencerdaskan anak sejak dini yaitu dengan cara membacakan buku kepada anak. Dengan dibacakan buku maka kosa kata anak akan bertambah dengan pesat. Satu buku cerita anak memuat lebih banyak kata baru yang tidak kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Buku juga memuat berbagai topik ilmu pengetahuan untuk anak.


Buku ini membuat saya kembali melakukan suatu hal yang sudah berhenti saya lakukan yaitu membacakan buku untuk Rafif. Setelah Rafif bisa membaca saya berhenti membacakan buku untuknya. Karena ketika Rafif sudah pintar membaca saya merasa tugas saya selesai. Saya tidak ingin akhirnya Rafif malas membaca karena sudah ada saya yang terus membacakan buku untuknya. Ternyata membacakan buku buat anak tidak berarti membuat anak malas atau tidaktertarik lagi dengan membaca. Membacakan buku buat anak layaknya kita beriklan terus menerus kepada anak mengenai asyiknya membaca buku. Dalam buku Read Aloud Handbook dicontohkan restoran cepat saji Mc Donald sudah sangat terkenal dan banyak orang yang sangat menyukai berbagai pilihan burger yang disediakan direstoran tersebut. Tapi ini tidak membuat Mc Donald berhenti beriklan. Setiap tahun Mc Donald menghabiskan dana yang sangat besar untuk iklan. Mereka tidak ingin orang lupa dengan kelezatan burger mereka. Demikian juga halnya dengan buku, kita harus terus mengingatkan kelezatan buku kepada anak dengan cara terus membacakan buku kepada mereka walaupun mereka sudah bisa membaca.

Alasan lain mengapa anak tetap terus dibacakan buku menurut Jim Trelease adalah dengan dibacakan buku membuat anak bisa menikmati buku yang lebih tebal, lebih berbobot dengan jumlah kata juga yang lebih banyak. Kemampuan anak mendengar sudah terbentuk sejak anak masih dalam kandungan sehingga anak lebih bisa mencerna maksud daripada suatu kata ketika ia mendengarkan kata tersebut dibandingkan ketika dia melihat dan membaca sendiri kata tersebut. Buku-buku yang kami beli sekarang tidak lagi sekedar buku anak-anak bergambar yang hanya terdiri dari beberapa lembar. Sejak membaca Read Aloud Handbook saya mulai membacakan buku sejenis novel dengan gambar yang sedikit seperti Charlie and Chocolate Factory atau Kisah Menakjubkan Dalam Alquran, dan ternyata Rafif dan Aisyah bisa menikmatinya.

Selain kedua hal diatas dalam buku Read Aloud Handbook juga diberikan panduan cara membacakan buku untuk anak, jenis buku yang sesuai untuk setiap usia anak, cerita dari orang tua yang sudah menerapkan read aloud untuk anaknya dan pelajaran yang bisa diambil dari oprah, Harry Potter dan internet.

Buku ini sangat layak dibaca oleh para homeschooler dimana kecintaan akan buku sangat menunjang keberhasilan anak belajar secara mandiri.

Rabu, 09 Desember 2009

Robot Rafif

 

Diatas adalah foto hasil karya Rafif dengan legonya. Ketika saya sedang mengupload foto ini ke blog, Rafif berinisiatif untuk menulis sedikit cerita tentang robot yang dia buat. Berikut ini hasil ketikannya :

Robot perang, robot itu merupakan robot terbesar di dunia dan hebat dalam perang tapi robot itu juga merupakan robot pembersih dan cat nya terbagus didunia juga robot itu dapat berubah menjadi mobil dan pesawat terbagus didunia. Matanya itu roda, rodanya untuk mengeluarkan matanya, caranya bannya dicopotin. tapi robot merupakan robot terbaik didunia dan bisa berubah menjadi robot lain


Masih berantakan memang kata-katanya. Tapi ini awal yang bagus agar dia mau menuangkan ide-idenya dengan menulis. Semakin sering dia menulis saya yakin tulisannya akan semakin bagus.





Posted by Picasa

Senin, 07 Desember 2009

Tuxpaint - Software Gambar Untuk Anak

Salah satu keuntungan tergabung dalam milis homeschooling adalah mendapatkan informasi menarik mengenai situs web atau software yang bagus untuk anak. Tuxpaint salah satu software yang infonya saya dapatkan dari milis sekolah rumah. Tuxpaint adalah software gambar yang dirancang untuk anak usia 3 - 12 tahun. Software ini bisa didownload gratis www.tuxpaint.org. Software tersebut dilengkapi dengan berbagai tool yang menarik seperti paint brush, untuk mengetikkan text, aneka garis dan bentuk serta efek khusus yang membuat anak bisa bebas mengolah lembar putih kosong menjadi berbagai gambar. Selain itu kita juga bisa menambahkan text digambar tersebut. Saya jadi terfikir untuk membuat buku cerita sederhana dengan menggunakan tuxpaint. Pertama buat gambarnya lalu ketik teks cerita dibawahnya kemudian di print jadi deh buku.

Sebelumnya kami biasa menggunakan microsoft paint, tetapi Tuxpaint ini lebih mudah digunakan, lebih kids friendly dan fiturnya lebih banyak. Selain gratis yang paling membedakan Microsoft paint dengan Tuxpaint adalah di Tuxpaint ada tool stamp. Ada berbagai pilihan gambar yang bisa di stempel dan lucunya ketika di stempel gambar tersebut mengeluarkan bunyi yang sesuai dengan gambarnya. Stamp ini harus di download terpisah dari software utamanya tapi tetap disediakan gratis.


Komentar Rafif tentang Tuxpaint :
Menyenangkan karena ada kertas origami( background gambar) yang sangat bagus. Rafif bisa mewarnai dan menggambar.





Jumat, 04 Desember 2009

Nature Walk

Alhamdulillah, pulang ke aceh artinya kembali lagi menghirup udara segar. Sekarang setiap pagi kami punya rutinitas jalan-jalan pagi. Komplek perumahan Busyik ( kakek ) Rafif dan Aisyah letaknya dibagian atas kota Banda Aceh didekat kaki bukit Barisan sehingga udaranya sangat sejuk di pagi hari. Mobil-mobil juga tidak banyak yang lewat apalagi jika dibandingkan dengan perumahan padat penduduk di Jakarta tempat kami tinggal. Tidak hanya udara segar yang bisa didapatkan anak-anak ketika jalan pagi tapi juga berbagai pelajaran lain.

Aisyah bisa belajar angka melalui nomer-nomer rumah atau plat kendaraan yang terparkir. Belajar membaca melalui nama-nama jalan ataupun tulisan yang berada disepanjang jalan. Belajar warna dari berbagai macam bunga yang tumbuh di sepanjang jalan dan halaman rumah. Belajar aneka jenis tanaman tapi kalau yang ini saya juga sebenarnya masih harus belajar banyak :). Belajar mendengarkan aneka macam suara. Belajar merasakan berbagai tekstur dengan menyentuh aneka jenis tanaman.



Tadi Aisyah tertarik sekali dengan kupu-kupu. Selama ini dia hanya melihat kupu-kupu di buku. Ada banyak seklai jenis kupu-kupu yang tadi kami temui. Bahkan ada satu yang cukup besar berwarna hitam serta corak ungu yang sedang hinggap cukup lama dipagar. Akhirnya Aisyah berhenti cukup lama memandangi kupu-kupu tersebut. Dia mengamati dengan seksama sayap kupu-kupu yang mengepak dengan pelan membuka tutup. Observasi kupu-kupu.

Sepanjang jalan Anak-anak juga senang bisa berlari, loncat, jalan mundur, naik turun tanjakan. sampai akhirnya Aisyah capek dan minta gendong. Saya terpaksa mengambil alih mengendong Afkar sementara abinya mengendong Aisyah. Syukur rumah Busyik hanya tinggal beberapa ratus meter lagi.

" Mi, tadi asyik yah jalan-jalan liat daun !" komentar Aisyah ketika kami tiba dirumah. alhamdulillah bukan hanya berbagai pelajaran yang kami dapatkan tapi juga kegembiraan anak-anak.


Lebih banyak lagi tentang nature walk bisa dilihat disini atau google dengan kata kunci nature walk.

Kamis, 03 Desember 2009

Belajar Dengan Bertanya

Ada satu workshop menarik mengenai belajar Sains untuk anak yang pernah saya ikuti sekitar 2 tahun lalu. Workshop tersebut diselenggarakan LMPI dikawasan Utan Kayu dengan pembicara Buchori Nasution. Workshop ini mengambil tema pengajaran sains untuk anak usia dini. Tapi yang membedakannya adalah disini kita ditunjukkan satu fakta penting dalam belajar sains. Sebelumnya belajar sains bagi saya identik dengan menghafal berbagai fakta serta melakukan serangkaian eksperimen.

Faktanya anak belajar banyak dengan cara bertanya. Semakin banyak pertanyaan yang dia ajukan maka semakin banyak yang ia pelajari. Hmmm saya teringat masa-masa saya disekolah dulu biasanya murid jarang sekali bertanya malah harus banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Kalaupun ada kesempatan bertanya malah biasanya semua murid tidak ada yang bertanya. Rasanya bertanya bukan budaya kami waktu itu.

Workshop tersebut juga menekankan pentingnya guru atau orang tua untuk mendorong anak agar aktif bertanya serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu yang tinggi sebenarnya sudah dibekali oleh Allah SWT kepada setiap anak. Terbukti pada anak kecil yang biasa ingin mencoba dan bertanya mengenai berbagai hal. Tapi biasanya rasa ini semakin memudar seiring dengan usia anak. Bisa dikarenakan pertanyaan-pertanyaannya banyak yang tidak mendapatkan respon atau jawaban sehingga akhirnya si anak menjadi malas kembali bertanya.

Dalam Workshop tersebut juga ada permainan untuk mendorong anak membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya. Cara bermainnya adalah orang tua memasukkan sebuah benda kedalam kantung kertas lalu anak akan menganjukan berbagai pertanyaan mengenai benda tersebut yang akan diajawab orang tua dengan jawaban ya atau tidak. Permainan berhenti ketika anak dapat menjawab dengan benar benda apa yang ada dalam kertas melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan.

Contoh permainan lain yang pernah saya tonton pada salah satu tayangan Super Nanny adalah sebagai berikut:
- Semua anggota keluarga duduk membentuk lingkaran sehingga mereka bisa melihat satu sama lain. Lalu didahi setiap orang dilengketkan selembar kertas post it yang berisi tulisan nama binatang seperti kucing monyet dan lain-lain. Setiap orang harus menebak tulisan apa yang ada didahinya dengan mengajukan berbagai pertanyaan kepada anggota keluarga yang lain seperti apakah saya berbulu? atau apakah saya berkaki empat? Sampai mereka bisa menjawab dengan benar tulisan apa yang ada pada post it yang menempel didahi mereka.

Selain binatang topik lain juga bisa dimainkan misalkan saja angka, makanan, tanaman dan sebagainya.


Poin penting lain yang saya dapatkan dari workshop tersebut adalah anak pintar tidak hanya dibuktikan dari kemampuannya menjawab berbagai pertanyaan tetapi juga dari kemampuannya mencari jalan ia agar dapat menyelesaikan persoalannya.

Tetapi pada praktek sehari-harinya memang susah menghilangkan apa yang sudah mendarah daging. Saya sering lebih banyak bertanya pada anak untuk mengetes kemampuannya daripada merangsang dia untuk terus banyak bertanya. Mudah-mudahan catatan kecil di blog ini bisa menjadi pengingat saya agar merangsang anak-anak untuk terus punya rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupkan modal awal bagi seorang ilmuwan.


Rabu, 02 Desember 2009

Pindah

Sejak tanggal 28 November 2009 kami sekeluarga pindah dari kota Jakarta yang padat. Untuk sementara ini kami tinggal di Banda Aceh selama beberapa bulan untuk kemudian bermukim di Arab Saudi. Alhamdulillah sekali lagi saya merasakan keuntungan dari Homeschooling. Saya tidak perlu repot-repot memikirkan sekolah mana yang mau menerima siswa hanya untuk beberapa bulan saja selama kami di aceh. Selain itu juga saya tidak perlu pusing memikirkan dimana anak-anak kami bersekolah di Arab Saudi nanti. Ketika kami pindah saya hanya perlu memindahkan hard disk komputer yang berisi berbagai materi belajar serta buku-buku Rafif dan Aisyah.

Hanya saja kami tidak bisa membawa semua prakarya yang telah dibuat. Tapi dengan camera digital semua hasil karya Rafif dan Aisyah bisa direkam untuk dijadikan kenangan. Selain itu barang lain yang penting untuk dibawa adalah printer. Printer kami sudah dilengkapi dengan tinta infus yaitu tinta tambahan yang bisa ditambahkan dengan cara di suntik pada botol-botol yang dipasang disamping printer itu sendiri. Dengan tinta infus kami bisa mencetak buku-buku serta worksheet sampai dengan beratus-ratus lembar dangan hanya menghabiskan sedikit tinta. ini tentu saja sangat menghemat pengeluaran untuk tinta karena intensitas kami menggunakan printer sangat tinggi.


Summer Holiday

Libur telah tiba... Libur telah tiba... Hatiku gembira.... Siapa yang ga gembira kalau lagi liburan, apalagi kalau liburnya selama 11 min...