Rabu, 24 Maret 2010

Kendala Dalam Homeschooling

4 tahun sudah saya menerapkan homeschooling untuk anak pertama saya Rafif. Ternyata kendala yang paling sulit yang saya temui dalam menjalankan homeschooling bukan masalah sosialisasi, kurikulum atau materi belajar, ijazah dan waktu yang dibutuhkan untuk mengajar melainkan bagaimana mengajarkan Akhlak atau Karakter bagi Rafif, Aisyah dan Afkar.

Sosialisasi bukan merupakan isu besar ketika menjalani homeschooling selama sosialisasi yang dimaksud bukan hanya terbatas berteman dengan teman yang seumuran saja. Saya memberikan banyak kesempatan bagi rafif dan Aisyah untuk bertemu dan beriteraksi dengan banyak orang dari mulai yang lebih kecil, sebaya ataupun yang lebih tua dengan cara ikut komunitas homeschooling, membuka pintu rumah lebar-lebar bagi semua anak di dekat rumah kami, membawa Rafif dan Aisyah dalam semua kegiatan saya. Kedepannya saya berniat memasukkan Rafif dan Aisyah dalam salah klub olahraga atau hobi sehingga mereka bisa mendapatkan teman-teman baru nanti.

Kurikukulum, hmmm mungkin ini yang paling rumit kelihatannya. Apalagi jika kita tidak berlatar belakang pendidikan. Ada banyak sekali kurikulum yang tersedia bagi para homeschooler. Dari yang gratisan sampai harga ribuan dolar di internet. Setelah intip sana intip sini melihat berbagai kurikulum yang bisa saya lihat, saya punya kesimpulan bahwa semua kurikulum itu mempunyai tujuan yang sama. Misalkan anak SD kelas 1 diharapkan sudah bisa menghitung dan menjumlahkan sampai dengan 20. Hanya cara mengajarkannya saja yang berbeda-beda. Atau misalkan saja sains untuk SD kelas 1 berkutat pada pembahasan mengai tumbuhan, panca indra ataupun binatang. Jadi yang perlu kita pegang adalah kompentensi apa yang harus dikuasai oleh anak pada setiap tingkatannya. Kurikulum yang digunakan bisa apa saja. Untuk anak usia dini yang paling penting adalah Membaca, Menghitung dan Menulis. Tanpa membeli kurikulum apapun saya yakin semua ibu-ibu bisa mengajarkan 3 kompetensi dasar tersebut.

Mengenai materi belajar saya mendapatkan banyak sekali dari internet, dari teman-teman sesama HS, dari toko buku ataupun dari berbagai pelatihan. Ada masa-masa dimana ketika saya masih meraba-raba dan belum tahu mau pakai kurikulum apa sehingga mendownload atau mengcopy semua materi belajar yang bisa saya dapatkan
sampai akhirnya menumpuk dan membuat saya semakin binggung :))

Untuk mendapatkan ijazah dalam negeri kita bisa mendaftarkan anak kita kesalah satu komunitas homeschooling seperti Berkemas atau lembaga PKBM teerdekat. Untuk ijasah luar negeri bisa mendapatkannya melalui distance learning atau lembaga tertentu seperti Cambridge.

Waktu yang diperlukan anak untuk menguasai pelajaran pun lebih pendek jika dibandingkan sekolah, karena dirumah anak suasananya lebih santai dan mendapat perhatian penuh. Jadi tidak perlu dibayangkan jika homeschooling maka waktunya hanya habis untuk mengajar anak seharian. Dalam sehari paling lama saya menemani setiap anak hanya 1 jam. Biasanya yang memakan waktu lama adalah menyiapkan bahan-bahan jika menggunakan kurikulum sendiri.


Nah jadi yang paling sulit bagi saya dalam mendidik anak dirumah adalah menjadikan anak-anak bertingkah laku yang baik, bertanggung jawab, rajin, menghargai orang dan sebagainya. Jujur saja lebih mudah rasanya mengajarkan anak membaca ataupun berhitung dibandingkan dengan hal-hal tersebut diatas. Ketika anak sudah bisa membaca maka dia akan selalu ingat bagaimana caranya membaca. Tapi Rafif dan Aisyah cenderung cepat sekali lupa jika di mesjid tidak boleh lari-lari atau berteriak, tidak boleh memukul ketika marah, saling berbagi, bertanggung jawab terhadap barang-barang dan sebagainya.

Saya masih harus bekerja keras dalam membina karakter anak-anak. Sebelumnnya saya juga harus mendidik diri sendiri dulu agar bisa menjadi contoh yang baik. Selain itu juga banyak berdoa pada Allah agar dimudahkan dan diberi banyak kesabaran. Insya Allah dipostingan-postingan yang lain saya akan bercerita pengalaman saya.Saya juga akan senang sekali jika ada pembaca yang berkenan berbagi pengalaman dalam membina akhlak anak dikolom komentar blog ini.

1 komentar:

Hidayat mengatakan...

Assalamu'alaikum bu Dara, teriring salam dan do'a untuk ibu dan keluarga di Banda Aceh. InsyaAllah Agustus tahun ini saya dan istri berencana untuk menempuh cara home schooling dalam memberikan pendidikan pada anak. Anak kami yang no.2 saat ini naik kelas 4 SD, namun melalui pendidikan sekolah formal anak kami cenderung mengalami kesulitan, baik dalam pergaulan ataupun pembelajaran. Kami mohon ibu dapat berbagi pengalaman dalam memberikan pendidikan dengan cara homeschooling pada anak. Terima kasih sebelumnya.

Summer Holiday

Libur telah tiba... Libur telah tiba... Hatiku gembira.... Siapa yang ga gembira kalau lagi liburan, apalagi kalau liburnya selama 11 min...