Jumat, 02 Januari 2009

Homeschooling ( Kurikulum ) Anak Usia Dini

 


Awal menjalani homeschooling tidak ada kepanikan yang berarti. Saya pikir gampanglah, paling tinggal diajarin nyanyi, mewarnai dan lipat-melipat kertas. Karena kegiatan itu yang ada dalam ingatan saya tantang kegiatan belajar di tingkat taman kanak-kanak. Saya lupa bahwa pengalaman duduk ditaman kanak-kanak itu sudah saya lewati lebih dari 20 tahun yang lalu.

Katika Rafif berusia 2.5 tahun saya memutuskan inilah saatnya Rafif 'belajar formal'. Kemudian saya membeli sekotak krayon ( satu-satunya alat gambar yang ada dalam fikiran saya), kertas origami, gunting, lem dan beberapa buku yang berisi lembar kerja untuk diisi. Mulailah proses memindahkan sekolah kerumah saya lakukan.

Tetapi perkembangannya tidak maksimal, bahkan Rafif cenderung menjadi terbatasi kreativitasnya. Dia merasa takut untuk menggambar karena saya selalu mewanti-wanti dia untuk tidak keluar garis ketika mewarnai. Takut salah dalam melakukan banyak hal Dia juga frustasi ketika harus menggunakan gunting karena motorik halusnya belum berkembang. Mungkin pada saat itu satu-satunya hal terbaik yang saya lakukan adalah membacakan buku untuknya.

Penjelajahan saya didunia maya pada akhirnya membuka mata saya bahwa bukan seperti itu proses homeschooling anak usia dini seharusnya. Homeschooling seharusnya memberikan anak kesempatan yang besar untuk mengembangkan diri dan menekuni minatnya. Segala lembar kerja dan buku mewarnai hanya akan menghambat kreativitas dan proses berpikir anak balita.

Dari pengalaman dan berbagai hasil pencarian, saya menyimpulkan bahwa kurikulum anak usia dini sebenarnya adalah dunianya, kehidupannya sehari-hari dan bermain. Pelajaran paling penting bagi anak usia dini adalah bagaimana dia mengenal Allah, bertingkah laku dengan baik, mencintai proses pencarian ilmu dan pengenalan alam sekitarnya.

Kegiatan - kegiatan berikut Insya Allah akan membantu anak menjalankan pendidikan dirumah dengan menyenangkan dan bermakna :

- Dibacakan buku setiap hari setidaknya 20 menit perhari.
- Mendengarkan ayat-ayat suci alquran ataupun lagu dengan syair Islam
- Berkebun.
- Berbincang dan bermain dengan orang dewasa.
- Belajar bertingkah laku baik.
- Membuat berbagai kerajinan dari kertas bewarna, kardus, flannel, biji kering dsb
- Menggambar dengan krayon, cat air, cat poster, kapur bewarna, spidol, glitter, pewarna makanan dsb.
- Bermain peran, lego, balok, mobil-mobilan, lilin, air, pasir dsb.
- Melakukan aktivitas fisik seperti lari-lari, bersepeda, berenang, main bola dsb.
- Menghitung berbagai macam benda seperti biskuit, manik-manik, biji dsb.
- Membantu pekerjaan rumah tangga sederhana seperti mengelap debu, membereskan mainan, ataupun membuat kue.
- Pergi ketempat-tempat menarik seperti mesjid, pasar, pemadam kebakaran, bandara dsb.

Berbagai situs yang memuat berbagai kegitan kreatif yang mencerdaskan anak bisa anda lihat di sini

Melihat list diatas mungkin anda akan bingung wah kapan belajarnya? Bisa-bisa anak saya akan ketinggalan dari anak-anak lain? Kapan belajar membacanya, kapan matematika, kapan menulisnya?

Saya juga khawatir pada awalnya tapi saya kemudian melihat kemampuan Rafif berkembang pesat tidak hanya akademiknya saja tapi juga rasa percaya diri dan kemandiriannya. Berbagai aktivitas tersebut adalah langkah awal yang akan memberikan Rafif kesiapan untuk belajar matematika, membaca dan menulis. Dan yang paling membahagiakan adalah ketika melihat semangat belajar dan rasa ingin tahunya yang tinggi. Ketika anak cinta belajar , dia akan belajar apapun termasuk matematika, membaca dan menulis.

Tulisan yang terkait dengan posting ini :
- Rumahku Sekolahku
- Melatih Motorik Halus dengan Memasak
Posted by Picasa

Tidak ada komentar:

Summer Holiday

Libur telah tiba... Libur telah tiba... Hatiku gembira.... Siapa yang ga gembira kalau lagi liburan, apalagi kalau liburnya selama 11 min...